Kamis, 05 Mei 2022

Indahnya Idzul Fitri

 Idzul Fitri ١٤٤٣/2022


Setelah menjalani puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, umat Islam bersukacita merayakan hari raya Idul Fitri.


Apalagi, momen Idul Fitri 1443 Hijriah kali ini masih  berada dalam bayang-bayang situasi pandemi Covid-19 yang belum benar-benar endemi .Walaupun bagi masyarakat sudah dianggap endemi.


Idul Fitri atau juga ditulis dengan Idul Fitri (Bahasa Arab: عيد الفطر ‘Īdul-Fitr) adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda.

Ada yang menentukan dengan rukyatul hilal dan ada yang dengan metode hisab.


Dan Al hamdulillah untuk tahun ini sebagian besar Ormas-ormas besar di Indonesia melaksanakan Hari Raya yang sama karena secara hisab maupun secara ru'yatul hilal tanggal 1 syawal jatuh pada hari Senin tanggal 2 Mei 2022 walaupun awal memulai puasa Romadhannya ada yang berbeda. 


 Hari raya Idul Fitri adalah merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa.

 

Kata Id berdasar dari akar kata Aada – ya'audu yang artinya kembali sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci. Kemudian Hari Raya Idul Fitri merupakan hari yang sangat di tunggu oleh kaum muslim yang ada diseluruh dunia, dimana dari setiap kaum muslim yang berada diseluruh negara mempunyai tradisi atau ciri khas yang sangat berbeda-beda untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dan persamaannya yaitu semua sangat menghormati hari besar yang dilakukan kaum muslim untuk merayakan hari kemenangan setelah berpuasa selama satu bulan.


 Dan bagian yang terpenting dari perayaan Hari Raya Idul Fitri setiap kaum muslim satu sama lain saling bersilahturahmi untuk membuat hubungan antara kaum muslim saling bersatu untuk menciptakan suasana yang lebih baik lagi untuk menjaga tradisi yang selalu ada di setiap tahun.Yang pasti semua ibadah tentunya bermuara pada satu tujuan yaitu mencari Ridho ilahi Robbi

Selasa, 03 Mei 2022

KEMBALI KEFITROH


Kembali kefitro mengharap Ridhonya

Oleh : QUDSI AMIN.M.Pd

Mulai dari malam terahir di Bulan Ramadhan sampai pada pagi hari , suara kumandang takbir semakin menggema. Kalimat takbir, tahmid, tahlil terdengar begitu nyaring untuk mensucikan, memuliakan, membesarkan Allah subhanahu wa ta'ala.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT yang mana pada bulan Ramadhan Allah SWT menguji keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Untuk itu, kita harus memperkuat keimanan dan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT.

Takwa yang berarti menjalankan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhkan atas apa yang dilarang oleh Allah SWT dengan tetap sabar dan ikhlas serta totalitas lillahi ta'ala.

Tepat Pada hari idzul Fitri ini, kita merayakan kemenangan, hari kebahagiaan dimana setiap umat  Islam kembali kepada fitrah baik secara dhahir maupun batin agar kita menjadi  insan yang bersih, sebagaimana bayi yang baru dilahirkan  Nabi bersabda, كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَة

Untuk itu, kita senantiasa harus bertakbir, tahmid, tahlil 

Pada hari  yang fitri ini patut kita ikrarkan, bahwa saat ini adalah saat yang membahagiakan karena kita dapat menjalin tali silaturahim dengan orang tua, keluarga, para sahabat, dan handaitaulan semuanya.

Rasa syukur kita karena setelah sholat idul fitri ini kita akan berkumpul, berbagi kasih, bercengkrama dengan keluarga tercinta, yang sekian lamanya kita berpisah karena segala kesibukan dan aktivitas yang kita jalani sehari-hari. Serta keharusan untuk menjaga jarak dengan adanya pandemi yang alhamdulilah Idul Fitri tahun ini sudah tidak seperti dua tahun sebelumnya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan, keberkahan dan ridha Allah Ta'ala.

Satu bulan penuh kita menjalankan ibadah puasa, selain bentuk ketakwaan kita kepada Allah Swt. Juga dalam rangka melatih kebiasaan baik kita. 

Mari kita lihat beberapa hikmah dari ibadah puasa dibulan ramadhan yang sudah kita lakukan dan harus terus kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Hikmah yang pertama, Ramadhan memberikan pelajaran/hikmah kepada kita bahwasanya tugas kita di dunia sebagai manusia/hamba Allah/umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanyalah bertakwa.

 Yaitu dua pekerjaannya.

 فعل المأمور وترك المحظور

 “Mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang.”

 Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan isyarat akan hal ini, di dalam surat Al-Baqarah ayat pertama tentang puasa, yaitu Al-Baqarah ayat 183:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾

 “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa,  sebagaimana orang-orang sebelum kalian diwajibkan atas mereka berpuasa, agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)

Hikmah yang kedua dari Ramadhan yang penuh dengan berkah, puasa mengajarkan kita salah satu cara beribadah adalah beribadah yang ikhlas kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagaimana hadits yang di riwayat oleh imam Bukhari bahwa, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

 “Setiap amalan anak Adam (shalat, baca Qur’an, sedekah, haji, umrah, bakti orang tua) pahalanya diketahui, yaitu 1 amal kebaikan dilipatkan menjadi 10 sehingga mendapatkan 10 hasanah, kemudian dilipatkan lagi menjadi 700. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Kecuali puasa, puasa itu milikKu, dan Aku yang akan mengganjarnya.'” (HR. Bukhari)

Di sini kita ambil pelajaran bahwa pahala puasa tanpa batas. Kenapa demikian ?  Karena ternyata di dalam puasa terdapat keikhlasan. 

Tidak ada di antara kita, samping kanan kiri kita, ada yang tahu kita puasa atau tidak. Makanya Imam Ahmad Rahimahullahu Ta’ala pernah berkata:

الصيام لا يدخله الرياء

 “Puasa, tidak dimasuki oleh riya’.”  Karena tidak ada yang tahu puasa kita, kecuali Allah.

Hikmah yang ketiga,   memberikan pelajaran kepada kita agar senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dengan lapar, akhirnya kita tahu bagaimana  enaknya  makan. Seperti  kebiasaan orang,  bisa bersyukur saat menerima nikmat . 

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 185 yang berkaitan dengan ayat puasa telah memberikan isyarat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّـهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Hendaknya kalian menyempurnakan bilangan puasa dan bertakbir agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Puasa Ramadhan hikmahnya adalah mendidik kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semakin bersyukur, maka semakin ditambah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

Yang keempat, hikmah dari bulan Ramadhan adalah mendidik kita agar bersabar saat mendapatkan musibah yang kurang nyaman, yang buruk menurut kita. Saat lapar, saat haus, bersabarlah. 

Makanya pahala tanpa batas bagi orang mukmin yang bersabar, karena di dalam puasa terdapat tiga kesabaran; sabar saat mengerjakan ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar menghadapi takdir yang buruk berupa lapar dan haus. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : 

 إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

 “Sesungguhnya Allah hanya memberikan pahala tanpa batas kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Az-Zumar[39]: 10)

Pelajaran yang sangat berharga, hikmah yang sagat mendalam dari bulan Ramadhan adalah bahwa ibadah tidak akan pernah bisa kita tegakkan kecuali dengan meminta pertolongan kepada Allah.  

Ibadah harus sampai akhir. Itulah kenapa Lailatul Qadar bukan di awal malam pertama bulan Ramadhan, tapi Lailatul Qadar adalah di akhirnya. 

Maka ini pelajaran bagi kita bahwasanya yang menjadi ukuran hidup kita adalah akhir dari kematian kita,  dalam keadaan apa? Apakah mati di dalam amal shalih, ataukah mati di dalam amal buruk?       Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

 إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

 “Sesungguhnya amalan tergantung pada akhirnya.”

Maka perhatikan kebiasaan-kebiasaan rahasia kita, mari kita amalkan kebiasaan baik kita selamat ramadhan untuk terus kita biasakan dan kita tingkatkan dikehidupan kita sehari-hari,  jangan sampai kita meni ngal di atas kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Hati-hati, jangan-jangan seseorang meningal di atas kebiasaan buruknya, karena seseorang diukur dari amalan akhirnya.

Dari semua hikmah ibadah bulan romadhon yang ada, tentunya yang paling diharapkan oleh Setiap Mukmin, adalah mendapatkan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena keridhoan Allah bagi kita adalah segala-galanya. Sebab apabila Allah ridho kepada kita, maka Allah pasti berikan kepadanya berbagai macam inayah, taufik, rahmat dan kasih sayangNya.  Dalam sebuah hadits disebutkan :

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

 “Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Ridha Allah adalah ridha kedua orang tua, sehingga pada saat yang mulia ini yaitu Idul fitri kita dikumpulkan oleh Allah SWT, untuk dapat bersilaturahim, bersungkeman kepada kedua orang tua dan sanak keluarga semua, suatu kenikmatan yang luar biasa dahsyatnya.

Bersyukurlah kita yang masih mempunyai kedua orang tua yang masih hidup, sehingga kita dapat mencium tangannya, kalian masih dapat mencium pipi mereka dan dan bahkan  masih dapat mencium  keningnya sebagai  ungkapan kecintaan kita serta untuk mengharap ridhonya.

رضا الله هوتما م د رجات الرزك

Ridha Allah adalah kesempurnaan dalam hidup dan kehidupan karena dengan ridha Allah kita akan mudah menjalankan ibadah kepada-Nya. Juga dengan ridha Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan, yaitu kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dalam waktu yang bersamaan.

Perintah ibadah puasa untuk mendapatkan ketakwaan di sisi Allah SWT karena takwa merupakan target dari ibadah puasa yang kita lakukan. Dan pada hari ini, ibadah puasa telah berlalu selama satu bulan penuh, kini saatnya kita merayakan hari kemenangan, yaitu Idul Fitri. Ini adalah hari kemenangan, hari di mana dihalalkan makanan dan diharamkan puasa. Mari kita rayakan dengan penuh kegembiraan tanpa melupakan latihan-latihan kita selama bulan ramadhan yang sudah kita lakukan.

Pada hari ini pula kesucian jiwa dan ketenangan hati dapat kita raih bersama, kita kembali kepada fitra dan ridha-Nya.

Semoga kita selalu diberi kesehatan dan ketenangan jiwa, sehingga kita akan mampu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita, serta mampu mengamalkan kebiasaan baik yang sudah kita latih selama romadhan dikehidupan kita sehari-hari, seperti ihlas dalam beribadah, selalu mensyukuri segala pemberikan Allah Swt. dan selalu sabar dalam setiap keadaan, serta membiasakan semua kebaikan - kebaikan yang akhirnya akan menjadi karakter kita sehingga akan menjadikan kita hamba yang sempurna disisi Allah. Amin..

والله اعلم بالصواب