Kamis, 25 November 2021

GURU IDEAL?

"Menjadi Guru Ideal

Antara Harapan dan Keinginan"



Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November  bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia.

Hari Guru diperingati sebagai ucapan terima kasih kepada para guru atas jasa mereka dalam memajukan pendidikan.

Guru adalah sosok yang pantang menyerah dalam membimbing kita. Mereka dengan tulus dan ikhlas mendedikasikan sebagian besar waktunya agar para murid bisa menjadi individu yang lebih baik dan berguna, berkat didikan dan doa-doanya.

Jasa-jasa para guru yang telah diberikan tidak bisa kita balas dengan apa pun. Dengan keberadaan guru, kita bisa menemukan potensi terbaik diri.

Semoga Hari Guru kali ini akan menjadikan para guru semakin menjadi pendidik yang ideal khususnya bagi para guru PAUD TERPADU AL-MAHRUS ARJASA JEMBER

Bila ideal itu diartikan sesuai dengan yang kita cita-citakan atau dikehendaki. Maka sosok guru yang ideal adalah guru yang mampu memenuhi harapan siswa dalam belajar, guru yang menjadikan siswanya merdeka dalam belajarnya, guru yang menjadikan siswanya sebagai subjek bukan lagi sebagai objek, bukan siswa yang harus mengikuti semua keinginan guru karena mengejar target.

Guru ideal, tentu tidak hanya sebatas menguasai materi pelajaran, metode dan mampu mengelola kelas dengan optimal. Tapi guru idealpun dituntut untuk mau belajar menemukan inovasi pembelajaran yang kreatif, efektif,menyenangkan dan selalu bersemangat meningkatkan kapasitas dirinya. Utamanya kemampuan pedagogig digital dari sisi datadik  maupun metodiknya seiring dengan dinamika era kini dengan teori cybermetiknya.

Pengertian tentang guru yang ideal, harusnya lebih kita pertajam lagi. Bukan hanya soal kepangkatan atau kesejahteraan guru itu sendiri. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, lagi-lagi kompetensi guru dan kreativitas pembelajaran digital guru menjadi penting untuk lebih ditingkatkan. 

Maka sosok guru ideal, terletak pada beberapa kata kunci, diantaranya : Yaitu  kompetensi dan sikap Kompetensi guru bertumpu pada kemampuan pedagodik yang mumpuni, khususnya pembelajaran digital di era ini. Lebih dari itu, guru pun dituntut memiliki kompetensi professional, kepribadian, dan sosial dalam menjalankan tugas pengajaran dan guru juga harus bisa menjadi suri tauladan dari segi pembentukan karakter para siswa.

Kompetensi gurupun, mau tidak mau juga harus ditopang oleh kualifikasi akademik yang lineer dengan bidang studi yang diampunya. Di samping guru yang selalu terlibat dalam program peningkatan kompetensi pembelajaran (PKP) maupun kemampun untuk menjadikan  Lembaga Belajar Berkulitas (LBB) 

Jayalah para Guru

Semakin majulah dunia Pendidikan

Selamat hari guru 25112021

#paudterpadualmahrusjember

#paudaalmahrus


#paudterpadualmahrusjember

#paud




Sabtu, 19 Juni 2021

Learnilng Loss vs Cluster Baru

 


Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)  dilakukan dengan daring bagi saya agak kesulitan mema hami kompetensi siswa," gumam beberapa kawan yang sama-sama berprofesi sebagai guru PAUD di Arjasa Jember kepada saya tempo hari saat ada pertemuan guru PAUD sekecamatan Arjasa di lembaga PAUD TERPADU AL-MAHRUS JEMBER. 

Ini hanyalah gambaran singkat  bagaimana perasaan dan unek-unek sebagian guru saat wabah pandemi melanda negeri ini. Ada guru yang merasa skeptis tentang pembelajaran daring. Sebagian lagi ada yang beranggapan bahwa pembelajaran daring memiliki risiko learning loss yang besar pada generasi saat ini. 

Di sisi lain, selama wabah pandemi C-19 ini berlangsung, ada sebagian orang tua yang akhirnya tidak mendaftarkan anaknya untuk sekolah, terutama anak-anak yang ada pada masa usia dini (PAUD) terlebih di daerah pedesaan. Karena mereka berang gapan bahwa dengan belajar dari rumah (BDR) apalagi secara Online itu sama dengan tidak bersekolah, apalagi dengan daring itu dianggap anak tidak belajar.



Ada juga pandangan miring orang tua yang berkata "enak gurunya di masa pandemi tidak mengajar tetap digaji" bagi sebagian masya rakat guru mengajar lewat online itu bukan dianggap mengajar karena merasa anaknya tidak men dapatkan ilmu dibandingkan de ngan belajar secara tatap muka.




 



Padahal pada usia dini, tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan karena masa ini merupakan masa golden age dan masa-masa yang sangat pesat perkembangannya. Hal ini juga bisa menjadi pemicu akan terja dinya learning loss pada generasi ini. 

Learning loss merupakan kondisi pada sebuah generasi yang kehi langan kesempatan menuntut ilmu akibat penundaan proses belajar mengajar. Pada masa ini siswa bukannya tidak ada kesempatan belajar, mereka tetap belajar secara PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) namun karena adanya beberapa tantangan (baca: kendala) baik secara fasilitas maupun kapasitas sehingga berdampak pada tidak tercapai nya kompetensi secara maksimal yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di masing-masing indikator yang ingin dicapai. 

Potensi learning loss adalah suatu hal yang agak sulit untuk dihin dari pada saat diberlakukannya Pembelajaran jarak jauh (PJJ). PJJ yang saat ini sedang berjalan ma lah sebagian lebih terkesan hanya sebagai penugasan jarak jauh, bukan lagi pembelajaran jarak jauh.

Karena yang terjadi selama ini  pelaksanaan PJJ, ada sebagian guru yang lebih banyak membe rikan tugas yang sebagian tidak dimengerti oleh para peserta didik sehingga orang tua harus turun tangan langsung untuk mendampi nginya atau bahkan orangtua juga ikut mengerjakan terutama pada AUD dan siswa Sekolah Dasar.



Sebenarnya learning loss akan terjadi karena kurangnya SDM serta fasilitas bagi anak yang menjalankan PJJ. Sehingga akhir nya berdampak pada penurunan capaian belajar.

Kita sadar bahwa PJJ itu kurang optimal dalam sisi capaian belajar. Dan kesenjangan kualitas antara yang punya akses keteknologi dan yang tidak itu jadi semakin besar bagi  mereka baik karena jaringan maupun karena terbatasnya fasili tas. 

Maka  dari itu kebanyakan masya rakat maupun sebagian para ahli berpendapat bahwa learning loss akan tercegah apabila pembela jaran segera dilaksanakan secara tatap muka. 

Sebagian daerah sudah ada yang melaksanakan pembelajaran seca ra tatap muka walau dengan siswa terbatas dan tetap melaksanakan Protokol kesehatan. Namun ada sebagian yang belum, hal ini dikarenakan belum adanya PERDA di Daerah yang bersang kutan. 

Namun melihat situasi yang berkembang di sebagian daerah, maka tidak ada solusi lain selain anak-anak harus mulai berin teraksi lagi. Sekolah harus menye diakan opsi tatap muka. Namun, dalam hal ini bahwa orang tualah yang tetap memiliki hak mutlak menentukan apakah anaknya sudah boleh ikut sekolah tatap muka atau tidak. Itu merupakan hak prerogatif para orangtua. Dan sekolah tidak punya kewenangan untuk memaksa. 

Hal ini memang menjadi sebuah delema bagi kita tetap dengan PJJ learning loss risikonya, dengan tatap muka clusster baru  dikha watirkan terjadi. 

"Sebuah delema bagi lembaga selama masa pandemi ini khususnya di PAUD Terpadu Al-Mahrus orangtua menuntut agar anaknya masuk sekolah secara tatap muka karena menurut mereka keberhasilannya lebih nampak nyata dibandingkan dengan BDR apalagi secara ON LINE tapi dari PEMDA Jember sendiri belum ada PERDA yang mengaturnya" papar Bpk Qudsi Amin, M.Pd selaku Kepsek PAUD TERPADU AL-MAHRUS JEMBER.

(by : RA)



 




Rabu, 02 Juni 2021

KESAKTIAN PANCASILA

 KESAKTIAN PANCASILA 010621

Garuda Namamu

Hanya sebuah lambang yang digambarkan sebagai simbol kekuatan

Ya....hanya sebuah lambang kekuatan'

Kekuatan Pemersatu bangsa...

Pemersatu suku bangsa...

Pemersatu antar Agama, ras dan lainnya

Betapa penting dan berharganya dirimu

Ketika semuanya mampu memahami dan mengamalkan makna-makna yang tersimpan disetiap kata dan simbol pada dirimu

Betapa hebat dirimu "Garudaku"

Ketika pemegang kebijakan mampu menjadikanmu perisai sakti yg tidak boleh diindahkan lagi....

Ketika semuanya mampu menjadikanmu tekat utk saling bisa memberi ikatan kuat...

Ketika semuanya mampu mengamalkan setiap makna yang terkandung di dalamnya

Ya...ketika semua orang dapat memahami....mengerti....dan berusaha untuk mengamalkannya...

Maka kau jadi Sakti

Begitulah sebuah simbol akan berfungsi ketika orang~orangnya mau memaknai dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya ...

Berarti siapakah yang sakti.....

Simbol kah atau mereka yang mau mengamalkan kebaikan dari pemahaman akan kesaktiannya.....

Mari kita jadikan diri kita Sakti dengan mengamalkan sekecil apapun kebaikan yang kita miliki....


Sabtu, 15 Mei 2021

DELEMA SILATURRAHIM DI MASA PANDEMI

Dua kali sudah Idul Fitri dirayakan oleh  umat Islam di tengah situasi wabah pandemi Covid-19.

"Delema Silaturrahim dimasa Pandemi"

Hari Raya Idul Fitri menjadi perayaan besar bagi seluruh umat muslim di dunia.

Hari Raya Idul Fitri 1442H/2021 M kurang lengkap rasanya bila kita tidak menyematkan ucapan-ucap an kepada orang terdekat. Yang intinya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.

Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, kita bisa mengirim ucapan-ucapan itu lewat media sosial khususnya untuk keluarga dan handai taulan yang jauh. Misal dengan ucapan :

مع كل الحب، البركات، والسلام في هذا اليوم المجيد. عيد فطر سعيد

Momen Idul Fitri atau Lebaran juga dimanfaatkan untuk bersilaturrahim, saling memaaf kan dan berkumpul dengan keluarga. Karena kita meyakini besarnya hikmah dari Silatur rahim. 

Nabi   صلي الله عليه bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثْرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umur nya, maka hendaklah ia menyam bung silaturrahim.” 

لَيْسَ الوَاصِلُ بِالمُكَافِئ، وَلكِنَّ الوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

Idulfitri itu selalu ada di bulan Syawal. Syawal itu artinya meningkat. Meningkat keimanan dan ketakwaannya.  

Jadi idulfitri adalah momentum untuk pembuktian bahwa selama sebulan di bulan Ramadan ini umat Islam telah berhasil ditempa dengan baik, salah satunya  dibuk tikan dengan meningkatkan kepe duliannya kepada sesama. Misal nya berbagi dengan orang yang membutuhkan baik dengan Zakat nya baik Zakat mal maupun zakat fitrah dan shodaqohnya.

Kepedulian itu juga dengan sikap misalnya seperti memakai masker ketika berada diantara orang asing. Dan situasi pandemi ini mengharuskan kita semua untuk membatasi diri. Membatasi mobi litas, membatasi pertemuan. 

Syawal tahun ini menjadi momen tum bahwa kita peduli dengan sesama, dengan menjaga diri kita, menjaga keluarga kita, menjaga lingkungan kita agar tidak terpa par covid-19. 

Jadi kita harus berusaha keras melatih dan menahan diri. Walau pun kenyataannya dima syarakat agak sulit untuk mem praktekkan protokol kesehatan C-19 secara penuh karena memang bagi seba gian besar dari kita bersilatur rahim secara langsung serasa lebih afdal dibandingkan dengan cara virtual (baca: Sila turrahim birruhi wal jasadi) dan lebih mantab. 

Akan tetapi, di tengah pandemi virus corona yang melanda dunia, memaksa semua orang untuk tetap di rumah (khususnya untuk idul fitri 1441) meminimalisir pertemuan dan mobilitas, sehing ga tidak bisa merayakan Lebaran seperti dalam kondisi normal, akan tetapi tahun ini keadaan sudah tidak terlalu mencekam seperti tahun yang lalu walau rasa waswas itu tetap ada namun kita sudah mulai bersahabat dengan situasi ini dengan tetap memper hatikan protokol kesehatan meski pun tidak seketat dulu lagi. 

Sebenarnya secara tidak langsung wabah corona ini mengingatkan kita sebagai orang Islam bahwa kita telah diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan, seperti sun nah sebelum wudlu' kita dianjur kan untuk membasuh tangan dengan cara menyela-menyelati diantara jari-jari, menja ga jarak dengan orang asing (dalam Islam ajnabiy anjnabiyah ) menutup  aurat.

Ternyata ramadan sebulan nam paknya masih kurang untuk me nempa diri kita. Karena agama Islam ini memerintahkan untuk ketaatan bukan hanya kepada Allah, bukan hanya kepada Nabi, bukan hanya kepada penerus Nabi atau para ulama. Tetapi juga ketaatan kepada ulil amri ketaatan kepada para pemimpin, kepada pemerintah (umara') 

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوااللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِيالْأَمْرِ مِنْكُمْ

"Hai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada rasul dan ulil amri kalian.”( Al-Anfal: 46:)

Bahkan untuk mengurangi resiko klaster baru corona pemerintah mengeluarkan aturan larangan mudik. 

Disinilah delema Silaturrahim mulai terjadi, antara silaturrahim secara langsung atau atau cukup dengan cara virtual. Khususnya bagi orang-orang yang harus mele wati daerah penyekatan. 

Namun ikhtiar secara totalitas diranah kemanusiaan sangatlah dibutuhkan dan berupaya secara khusu' diarea Keilahian wajib dilakukan. 

Kemudian lakukanlah sesuatu itu tanpa syarat untuk mendapatkan kehidupan yang sarat dengan kebaikan.

 والله اعلم بالصواب





Selasa, 04 Mei 2021

MODEL POLA ASUH "GOOD PARENTING"


MODEL POLA ASUH  “GOOD 

PARENTING” ORANGTUA 

DENGAN ANAK DISABILITAS

(Oleh : QUDSI AMIN, M. pd dan ROKHIMAH M.Pd)


Setiap anak memiliki hak, kewajiban dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Tidak terkecuali anak dengan disabilitas mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan pendidikan dan hak-hak lainnya, mereka juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak guna membantu mewujudkan mimpi-mimpinya kelak di masa depan. 

Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak dengan disabilitas dapat memenuhi kebutuhan dan mendapatkan hak mereka sehingga dapat berfungsi secara sosial. Perlunya edukasi akan fungsi keluarga yang harus dipenuhi yaitu afeksi, keamanan, identitas, afiliasi, sosialisasi serta kontrol harus diberikan orangtua kepada anak penyandang disabilitas Menurut model Cunningham (Cunningham’s model of psychic crisis) terdapat berbagai emosi dan reaksi orang tua dengan kehadiran anak yang cacat dengan beberapa tahapan, yaitu fase terkejut (shock phase), fase bereaksi (reaction phase), dimana orangtua merasakan kecemasan dan gagal dalam mengasuh anak, kemudian memberikan pengasuhan anak mereka kepada orang lain/orang  yang ahli, fase penyesuaian (adaptation phase), pada tahap ini orang tua secara realistik mulai menerima kondisi anak dan yang terakhir fase orientasi (orientation phase), orangtua mulai mengorganisasi pikiran dan perasaannya sendiri dan melaksanakan program yang disarankan serta membuat rencana masa depan bagi anaknya yang disabilitas. 


Dukungan sosial berpengaruh terhadap anak berkebutuhan khusus dalam membuat anak tersebut tidak merasa berbeda dari anak normal. Support, motivasi, semangat serta penghargaan bagi mereka sangat mempengaruhi psikis anak, dampaknya anak semakin yakin akan potensi yang ada dalam dirinya. Anak dengan disabilitas harus mempunyai pengasuhan yang baik sejak usia dini karena merupakan tahapan usia keemasan (Golden Age). Sehingga anak dapat dikembangkan potensinya yang luar biasa terutama dari orangtua anak. Karena apabila pada masa ini tidak memperoleh rangsangan-rangsangan yang tepat maka anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya (Dinar W. 2008). 


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan pola asuh good parenting anak dengan disabilitas di jember menghasilkan bahwa adanya motivasi positif serta pendampingan secara langsung yang dilakukan oleh orang tua beserta dukungan anggota keluarga yang lain terhadap anak disabilitas sehingga mampu memotivasi terhadap anak disabilitas tersebut untuk bisa bermain tanpa rasa canggung dengan teman sebanyanya yang tidak disabilitas. Walaupun seperti pada pengakuan para orang tua bahwa rasa takut dan khawatir yang dirasakan orang tua itu selalu ada pada awalnya, akan tetapi karena adanya kesadaran dan keinginan kuat orang tua agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang sama dengan anak pada umumnya, maka perasaan tersebut harus dilawan dengan memberi kepercayaan terhadap anaknya yang disabilitas tersebut. Selain itu para guru tempat anak disabilitas bersekolah juga selalu memberikan pemahaman bahwa mereka “anak disabilitas tersebut” sama dan tidak ada perbedaan yang harus membuat mereka malu bermain dengan temannya yang lain. Selain itu para guru juga selalu  memberikan pengertian kepada siswa lain yang tanpa disabilitas untuk selalu mengajak bermain terhadap anak disabilitas tersebut tanpa membeda-bedakan serta selalu mendukung terhadap permainan yang dilakukannya secara bersama-sama bahwa tidak harus selalu pertolongan fisik yang mereka butuhkan, menanamkan rasa percaya diri jauh lebih penting untuk ditumbuhkan pada anak disabilitas. Hal ini membutuhkan peran orang tua sebagai orang terdekat yang dapat terus memotivasi anak serta peran guru sebagai orangtua kedua di sekolah tempat anak disabilitas tumbuh dan berkembang.

Adapun upaya untuk menumbuhkan rasa percaya diri ini dilakukan dengan cara tanamkan bahwa kesempurnaan bukan segala-galanya, yakinkan bahwa setiap manusia memiliki potensi masing-masing, hindari terlalu mengendalikan anak disabilitas, sebagai orang tua harus selalu mendukung anak agar berkembang serta harus mampu mengendalikan kecemasan dan kehawatiran diri terhadap apa yang dilakukan anak, memberi kebebasan anak dalam beraktivitas dan dan menyelesaikan tugasnya sendiri sejak dini, tetapi tetap dalam pengawasan,  memberikan dorongan yang intens, agar anak merasa lebih percaya diri dan terdorong untuk melakukan yang terbaik, fokus pada proses yang dilakukan anak, bukan apa yang dihasilkan anak dan memberikan pujian dan berempati terutama ketika anak disabilitas sedang frustrasi, karena dengan empati akan mampu membantu anak disabilitas melewati masa-masa sedihnya. 

Dari beberapa pola asuh yang ada, pengasuhan secara demokratis merupakan pengasuhan yang lebih tepat apabila diterapkan oleh orangtua terhadap anaknya yang disabilitas, karena akan mampu menjadikan anak tersebut beraktifitas dan mandiri dalam kegiatan atau aktifitasnya bersama teman-temannya yang tidak disabilitas. Karena dalam sistem pola asuh demokratis aspirasi setiap individu terakomodasi dengan baik sehingga setiap individu dihormati sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Selain itu sistem pola asuh demokrasi juga mengajarkan kepada para anak dan anggota keluarga  yang lain bahwa hak dan kewajiban setiap individu harus dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya, sehingga setiap orang dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 

Terdapat beberapa cara yang dilakukan orang tua untuk memberikan dorongan positif demokratis pada anak, di antaranya adalah memperlihatkan kepercayaan, membangun respek diri atau tidak membanding-bandingkan, menghargai usaha dan perbaikan, fokus pada kekuatan atau kelebihan yang dimiliki anak dan selalu memiliki rasa humor. Kunci menjadi orang tua dengan anak yang disabilitas adalah dengan menjaga hubungan yang harmonis, terbuka, saling respek, empati dan berdasarkan kasih sayang.


Sehingga pola asuh orangtua secara demokratis terhadap anaknya yang disabilitas akan mampu menjunjung keterbukaan, pengakuan terhadap pendapat anak, dan kerjasama. Anak diberikan kebebasan, namun kebebasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Ia diberikan kepercayaan untuk mandiri tetapi tetap dalam pengawasan. Dan yang tidak kalah penting yaitu lakukan semuanya itu dengan rasa kasih sayang bukan karena kasihan.


Senin, 03 Mei 2021

Renungan Romadhon

 Renungan Romadhon



Wabah pandemi...

Adakah ini sebagai ujian?

Untuk meningkatkan derajat kemanusiaan kami

Atau ini sebagai musibah?

Untuk memperingati kami atas kelalaian kami

Ataukah bahkan ini sebagai adzab dariMU?

Untuk menuai apa yang telah kami tanam

Kalau ini memang sebagai ujian atau musibah

Maka tambahkanlah kekuatan iman dan taqwa kami PadaMU

Kalau  merupakan adzab dariMU maka ampunilah dosa-dosa kami karena telah banyak berbuat maksiat di bumiMU ini


Adakah virus ini sengaja KAU kirim untuk mengadzab kami?

Adakah kejadian ini 

Hampir sama dengan kejadian heroik ribuan tahun yang lalu?

Sebagaimana tertoreh dalam sejarah

KAU mengirim ribuan pasukan burung ababil 

Dengan kerikil-kerikil bara api neraka di kaki-kakinya

untuk memporak porandakan pasukan abrahah... 


Akhirnya hanya karena pertolonganMU

Para pengacau hancur lebur

Dan jadilah Mekkah menjadi

Negeri baldatun toyyibatun warobbun ghofur... 


Asa serupa juga terpatri pada wabah corona ini

Dengan inayahMU semoga akan segera pergi

Dan bumiMU ini akan segera aman damai


Robby Ampuni hambaMU yang bergelimang dosa ini



Kabulkan Doa kami

"kembalikanlah Corona segera keasalnya"


Jember,21romadhon1442/03052021


Sabtu, 01 Mei 2021

INDAHNYA BERBAGI DENGAN SESAMA OLEH SISWA PAUD TERPADU AL-MAHRUS

 

Indahnya berbagi rezeki dengan yang membutuhkan. 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ تعالي

Hari Raya Idul Fitri 1442 H akan segera tiba. Setiap umat muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba. Lantas, kapan waktu utama untuk mengeluarkan zakat fitrah?

Zakat fitrah sendiri merupakan zakat yang ditunaikan saat mendekati waktu Idul Fitri. Sehingga biasanya akan dilakukan pada akhir bulan Ramadhan.

Penting untuk dipahami, zakat berbeda dengan sedekah. Amalan ini memiliki ketentuan waktu dan nominal atau nilai yang harus dizakatkan.

Ada dua jenis zakat dalam ajaran Islam, yaitu zakat mal yang merupakan zakat harta dan zakat fitrah yang merupakan kewajiban setiap muslim saat Ramadhan tiba.

Waktu yang utama untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah mendekati perayaan Idul fitri. Secara umum, ada dua waktu pembayaran zakat fitrah yang perlu diketahui, yaitu:

Waktu utama (afdhol) yaitu mulai terbenamnya matahari dimalam terahir bulan romadhon hingga dekat waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri. Waktu tersebut merujuk pada sebuah riwayat  "pada zaman Nabi SAW kami mengeluarkan makanan (sebagai zakat fitrah) pada Hari Fitri".

Waktu yang diperbolehkan yaitu sejak hari pertama bulan Romadhon sampai sebelum matahari terbenam di hari terahir bulan Romadhon. 

Karena mayoritas penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok, maka zakatnya dengan beras,besaran Zakat Fitrah di Indonesia adalah 2,5 kg beras atau uang yang setara untuk harga beras ukuran tersebut.

Beberapa amil zakat di Indonesia biasanya akan memberikan tawaran untuk membayar zakat fitrah dengan uang. Hal ini tentu saja boleh dilakukan, tapi dengan syarat uang yang dikeluarkan adalah setara dengan 2,5 nilai makanan pokok (Indonesia : beras)


Ibadah puasa ini akan lebih bernilai jika kaum muslimin menyempurnakannya dengan mengeluarkan zakat fitrah, sebagai pembersih jiwa dari amalan-amalan yang kurang selama mengerjakan puasa Ramadhan.

Rasulullah SAW, telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang-orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia, keji dan sebagai pemberian makan bagi orang yang membutuhkan. Barangsiapa yang mengerjakan nya sebelum shalat (Idul Fitri), maka ia termasuk zakat yang diterima. Dan barangsiapa mengerjakannya setelah shalat (Idul Fitri), maka termasuk shadaqah biasa.” (HR. Ibnu Majah).

 Zakat fitrah wajib bagi setiap muslim.Pelaksanaan penunaian zakat fitrah dilakukan sebelum shalat Idul Fitri, perintah ini sudah diketahui bersama, sebab zakat itu akan bernilai sedekah biasa saat ditunaikan setelah shalat Idul. Menunaikan zakat fitrah yang sebenarnya bagi kesucian orang islam di hari Idul  fitri. 

Zakat fitrah merupakan pembersih untuk setiap orang beriman yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Zakat fitrah membersihkan jiwa dari hal-hal yang dapat menghilangkan pahala puasa seseorang. Zakat fitrah juga bertujuan memberi makan orang yang membutuhkan sehingga pada hari raya dapat bergembira bersama di hari yang fitri.

Zakat fitrah disyariatkan sebagai bentuk solidaritas kepada fakir miskin, dan merupakan bentuk syukur kepada Allah karena telah memberikan taufik dan inayah -Nya sehingga bisa menyempur nakan puasa Ramadhan.

Karena zakat fitrah merupakan pembersih jiwa dan penyempur na ibadah kita, maka segerakan lah menunaikannya agar kesem purnaan itu wujud bersama kita. Jadikanlah spirit zakat fitrah ini juga sebagai wahana saling ber bagi dan pelajaran bagi hari-hari lain di luar puasa, di mana berba gi diharapkan akan bisa menjadi watak dan akhlak setiap muslim.

Tunaikanlah zakat fitrah tanpa banyak bertanya dan mendebat kan kembali bentuk yang harus dibayarkan dalam bentuk beras atau uang. Sebab keduanya juga merupakan hasil ijtihad para ulama di mana kita bisa menunai kannya dengan mudah dan segera. 

Di sisi lain, ada juga orang-orang yang tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah. Beberapa orang tersebut antara lain:

1. Seseorang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada akhir Ramadan.

2. Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah matahari terbenam di akhir Ramadhan.

3. Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari terbenam pada akhir Ramadan.

4. Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada akhir Ramadan.

Zakat menjadi salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi mereka yang termasuk dalam golongan wajib berzakat. 



Dalam rangka menunaikan rukun Islam yang ke-3 ini 

Bapak Qudsi Amin, M.Pd selaku kepala Sekolah menerangkan : "PAUD TERPADU AL-MAHRUS menganjurkan kepada para siswa dan keluarganya agar mengumpulkan zakat fitrahnya ke Lembaga. Dan siswa sendiri yang membagikannya kepada para janda lansia di sekitar lingkungan lembga PAUD Terpadu Al-Mahrus Arjasa Jember dengan didampingi oleh para dewan guru, dalam rangka menanamkan rasa solidaritas dengan sesama sejak usia dini,serta membiasakan mereka untuk berbagi, bersimpati dan berempati kepada orang yang membutuhkan. 

Sedangkan pembagian untuk daerah-daerah yang agak jauh maka penyalurannya dititipkan melalui para wali murid. Dan kegiatan ini sudah merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. 

Pelaksanaan pembagian Zakat fitra dilaksanakan pada hari Jum'at, 30 April 2021 bertepatan dengan tgl  18 Romadhon 1442 H. 

Dengan cara berkeliling ke rumah-rumah para janda lansia di lingkungan sekitar PAUD TERPADU AL-MAHRUS.


Dalam pelaksanaannya para Siswa nampak sangat antusias dengan penuh semangat mereka pindah dari satu rumah kerumah lyang ada janda lansianya. Anak-anak menyapa para janda lansia tersebut dengan riang gembira. 

Dari tanggapan para lansia yang kami temui selalu terselip doa semoga anak-anak akan jadi orang yang pandai dan dermawan. Amin


Untuk mengefesienkan waktu cara membagikan zakat dibagi tiga zona, untuk bagian daerah Timur dari lembaga di berikan oleh siswa KB (usia 2-4 th), untuk daerah barat dan utara oleh Siswa TK Kelompok A (usia 4-5 th)  sedang untuk daerah Selatan oleh siswa kelompok B (usia 5-6 th).Khusus untuk Siswa KB dalam pelaksanaannya didampingi oleh guru dan wali murid sedang untuk Siswa TK cukup didampingi oleh para guru. 


Semoga kegiatan berbagi ini akan menjadi tonggak awal bagi penanaman karakter dan praktek baik bagi para siswa PAUD Terpadu Al-Mahrus untuk menjadi insan dermawan. Amin





Rabu, 20 Januari 2021

MENJADI ORANGTUA IDAMAN DIMASA PANDEMI

 


Parenting dan Evaluasi BDR





16 Januari 2021

Peran orangtua di masa pandemi Covid-19 saat ini sangatlah pen ting. Orangtua “dipaksa dan ter paksa” oleh situasi dan kondisi saat ini untuk berperan ganda, se bagai guru bagi anak-anak mereka yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah dan lebih di kenal sebagai pembelajaran daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan) yang sebe lumnya lebih banyak dipercaya kan kepada guru di sekolah. 

Memaksimalkan peran orangtua dengan menjadi pendidik yang pertama dan utama ini menjadi tantangan yang menimbulkan delema tersendiri bagi sebagian orangtua khususnya dimasa pandemi ini yang tidak memiliki latar belakang pendidikan sebagai tenaga pendidik, terlebih lagi bagi orangtua yang bekerja di luar rumah. Lebih khusus lagi bagi kaum ibu yang akan menjadi reflection and role model bagi anak-anaknya. Peran seorang ibu di masa pandemi covid-19 seperti saat ini sangat penting. Terutama perannya sebagai pengajar yang meng gantikan guru-guru di sekolah. Saat pandemi ini, pendidikan kaum ibu sangat berperan penting bagi keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka di rumah.

Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Perannya sangat penting bagi keberlangsungan hidup keluarga, terutama pendidikan anak-anak. 

Pendidikan adalah sebuah perjuangan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang baik jasmani maupun rohani.Dalam mendidik anak dibutuhkan kerjasama yang seimbang diantara ayah dan ibu.

Mengingat betapa pentingnya peran orangtua dalam mengawal perkembangan anak di masa pandemi ini, maka menyikapi fenomena ini PAUD TERPADU AL-MAHRUS mengadakan Parenting secara luring dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pakai masker, cek suhu, cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun,hand saniteser dengan tema “Sukses Menjadi Orangtua Idaman di Masa Pandemi” sebagai bentuk kerjasama yang dijalin antara pihak lembaga dan orangtua.


Kegiatan tersebut berlangsung pada Sabtu,  16 januari 2021 dibagi dengan : sesi pertama pukul 08.00-9.30 sesi kedua 09.30 - 10.30 WIB

Materi parenting tersebut  membahas sebagian kiat-kiat bagaimana menjadi orangtua yang dapat memenangkan hati anak sehingga mereka merasa nyaman berada di dekat orangtua, nyaman untuk berbagi cerita dan beraktivitas bersama, termasuk belajar bersama di rumah di masa pandemi ini. Sungguh pengalaman dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi guru dan orangtua dalam bekerja sama mendidik anak di masa pandemi.

Selama kegiatan Parenting secara luring orangtua sangat semangat mengikuti materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari adanya beberapa wali murid yang mengajukan pertanyaan dan berbagi cerita yang berkaitan dengan materi seputar pendampingan dan pendidikan anak di rumah melalui daring.


Qudsi Amin M.Pd selaku pemateri sekaligus  sebagai kepala PAUD Terpadu Al-Mahrus juga menyam paikan betapa pentingnya doa orangtua untuk keberhasilan anak-anak mereka. Sehingga pada pertemuan kali ini diawali dengan tawassul dan sholawat syifa, dengan harapan kita semua bisa terhindar dari berbagai penyakit.

Melalui kegiatan Parenting ini, diharapkan orangtua dan pihak sekolah dapat bekerja sama lebih baik lagi dalam membentuk karakter siswa sesuai visi dan misi sekolah"

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pendidikan anak yang dilakukan secara seimbang oleh kedua orang tuanya, maka akan terbentuk anak yang memiliki karakter dan kepribadian yang baik sesuai dengan harapan. 




Dan alhamdulillah pada kegiatan parenting kali ini terdapat pemandangan yang menarik yaitu banyaknya para bapak yang hadir untuk mengikuti kegiatan parenting, dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang banyak didominasi para kaum ibu, hal ini membuktikan bahwa para kaum bapak juga menunjukkan kepedulian pada pendidikan anaknya yang masih berada pada masa golden age. Hal tersebut menepis anggapan sebagian orang bahwa yang sangat dominan dalam mengawal pendidikan anak usia dini hanya kaum ibu.


Dari hasil parenting dapat disim pulkan bahwa untuk menjadi orang tua idaman bagi anak-anak kita diantaranya:
  • Orangtua harus mampu menyelami dunia anak
  • Pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan dan minat anak
  • Media pembelajaran yang digunakan,  sesuai dengan kearifan lokal
  • Disampaikan dengan cara yang menyenangkan
  • Harus ada keseimbangan dan keselarasan cara mendidik antara Bapak dan Ibu.

Jember, 16012021