Kamis, 30 Juli 2020

MAKNA IDUL ADHA DIMASA PANDEMI




SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Disamping idul adha yang bermakna idul qurban juga ada makna lain yang sangat sesuai dengan masa pandemi C-19 diantaranya :

●Semangat Berbagi untuk Sesama setiap umat Muslim yang mampu disunnahkan untuk membeli dan menyembelih hewan qurban. Kemudian daging qurbannya tidak hanya dinikmati sendiri bersama keluarga tapi juga dibagikan kepada tetangga, saudara, serta orang-orang yang membutuhkan. Dari berbagi ini, Idul qurban dapat menumbuhkan semangat berbagi dan saling menolong diantara sesama dengan memberikan Keikhlasan
dan hal ini mengingatkan kepada kita untuk senantiasa ikhlas atas cobaan yang diberikan. 

●Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Sesuai makna dari kata Qurban yang berasal dari kata Quraba atau dekat, ibadah qurban pada hari Idul Adha memiliki makna kedekatan. Tak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, Idul Adha juga menjadi sarana mendekatkan diri pada keluarga dan saudara.
(Qudsi Amin) 


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَه‘ 

"Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali silaturrahimnya"

Salah satu Tradisi kita disaat hari raya yaitu bersilatur rahmi.
Disaat situasi normal maka kita bisa bersilaturahim dengan makna yang utuh yaitu silaturruh wal jasadi yaitu dengan bertemu dan berjabat tangan, tapi dengan adanya wabah C-19 ini kita akan dibenarkan oleh adat bersilaturrahim melalui medsos bahkan dengan medsos jangkauannya akan lebih luas.Tanpa adanya kekhawatiran untuk dikritisi oleh sanak saudara karena memang ada alasan pembenarnya.Tetap jalin silaturrahim apapun situasinya. 
Salam silaturrahim
(Rohimah RA) 


Kita maklumi bersama bahwa idul adha, ibadah haji, dan kurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim AS, karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW,. alur peristiwa Nabi Ibrahim AS harus kita pahami untuk selanjutnya kita berusaha untuk menteladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang

Pada Hari Raya Idul Adha, terdapat tradisi mengunjungi sanak saudara. Interaksi dengan tetangga dan kerabat dapat terjalin ketika pelaksanaan salat Idul Adha dan penyembelihan hewan qurban.
 
Wabah Covid-19 yang sampai hari ini belum juga mereda bahkan cenderung meningkat. Semua yang terjadi ini
tentu atas rencana dan ketentuan Allah. Karenanya kita sebagai umat Islam harus bijak dan senantiasa mengedepankan prasangka baik (husnudzan). Tentunya takdir Allah Swt, ini tidak boleh sampai menurunkan semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh SANG KHOLIQ
 (Helliyatul Q) 


Perayaan Hari Raya Idul Adha th 2020 di peringati masih dalam masa pandemi covid 19 .Dan saling berbagi untuk sesama sangat di butuhkan karena dampak pandemi ini melumpuhkan perekonomian masyarakat utamannya masyarakat ekonomi menengah ke bawah .
Dan salah satu makna dari perayaan Idul Adha adalah semangat berbagi untuk sesama.

Memperingati Hari Raya Idul Adha di anjurkan bagi setiap muslim yang mampu untuk membeli dan menyembelih hewan qurban seperti sapi,kerbau,unta,domba dan lain-lain .Penyembelihan qurban di lakukan setelah pelaksanaan sholat Idul Adha.Dan daging qurban tidak hanya di santap bersama keluarga akan tetapi juga akan di bagikan kepada para tetangga,saudara serta orang-orang yang membutuhkan .
Dari kegiatan ini perayaan Idul Adha dapat menumbuhkan semangat berbagi dan tolong menolong untuk sesama

" When you are happy,Smile and celebrate.
But when you're sad,again celebrate to bring a Smile to others 
HAPPY EIDUl ADHA 1441 H "
(Yuli Fatmawati) 

 
Idul adha mengajarkan keikhlasan dalam menghadapi cobaan yang sangat berat, sebagaimana Nabi Ibrahim menerima perintah untuk menyembelih nabi Ismail putra tercinta yang telah lama sekali dinantikan kehadirannya untuk dijadikan sebagai kurban, karena kesabaran, keikhlasan, dan kesanggupannya, akhirnya hal ini digantikan oleh Allah dengan hewan kurban. Seperti dimasa  sekarang ini ancaman kesehatan dan nyawa oleh pandemi Covid-19 merupakan suatu cobaan besar dan berat bagi kita maka dari itu sangat dibutuhkan kesabaran, keikhlasan, dan tekad dalam menyikapinya. 
(Rofiqoh) 


Sesungguhnya ada tiga peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari prosesi pelaksanaan Hari Raya Idul Adha. Ketiga peristiwa tradisional tersebut adalah ibadah haji, salat ‘Id dan penyembelihan hewan kurban, yang menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Kurban) itu sendiri. Tahun ini kita menyambut Idul Adha dengan suka cita, banyak sekali peristiwa kelabu hadir sebelum datangnya hari besar ini. Bahkan bisa dibilang tragedinya sangat memilukan. Banyak orang merasakan suasana kelabu ini, bahkan kita semua yang ada di Indonesia. Kondisi wabah Covid 19 yang sampai saat ini juga belum mereda. Semua yang terjadi di dunia tentu atas rencana dan ketentuan Sang Maha Kuasa. Karenanya umat Islam harus bijak dan senantiasa mengedepankan prasangka baik (husnudzan). Tentunya takdir Allah Swt, ini tidak boleh serta-merta menurunkan semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus meyakini bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan oleh-Nya. 
(Rheza Ageng P) 


Jika menengok sisi historis dari perayaan Idul Adha, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim, yaitu ketika Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya yang masih bayi itu jauh dari jangkauan, tempat yang tandus nan gersang. Dan saat bertemu kembali sekian puluh tahun kemudian, Allah memerintahkan untuk menyembelih putra kesayangannya itu. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah tersebut, tapi baik Nabi Ibrahim, istrinya Siti Hajar, dan putranya Nabi Ismail, menerima dan melaksanakan perintah itu dengan penuh kepatuhan. 

Kisah ini mengajarkan kesabaran, keikhlasan, serta tawakkal. Sabar terhadap segala cobaan dan ujian kehidupan bahkan yang sangat berat sekalipun. Ikhlas berupa kepasrahan penuh terhadap apa yang Allah SWT gariskan, bahwa segala apa yang kita miliki, pasangan dan anak sekalipun sejatinya bukan milik kita seutuhnya, segalanya adalah milik Allah swt. Tawakkal berupa percaya dan yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik kepada hamba-Nya, meski yang terbaik harus diuji dengan hal yang paling memberatkan. 

Bahkan dalam masa pandemi ini pun banyak hikmah yang bisa kita petik. Sabar dan lebih kreatif dalam berkegiatan #dirumahaja, ikhtiar dan tawakkal dengan selalu berupaya menjaga kesehatan diri dan keluarga. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiinn.
(Siti musrifah D) 


1 komentar:

Al-Mahrus di Hatiku mengatakan...

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan keadaan yg terjadi....serta mampu mensyukurinya....Amin....amin...amin...